RENUNGAN INDAH
Seringkali aku berkata, ketika semua orang memuji milikku
Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan Allah SWT:
Bahwa mobilku hanya titipan – NYA
Bahwa rumahku hanyalah titipan – NYA
Bahwa putraku hanya titipan – NYA
Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya:
Mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik – NYA itu?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-NYA?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
Kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka.
Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah
Derita
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku
Aku ingin lebih banyak harta,
Ingin lebih banyak mobil,
Lebih banyak popularitas, dan
Kutolak sakit,
Kutolak kemiskinan,
Seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku
Seolah keadilan dan kasih-NYA harus berjalan seperti matematika:
Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia
kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,
Dan menolak keputusan-NYA yang tak sesuai keinginanku
Ya ALLAH,
Padahal tiap hari kuucapkan: “sesungguhnya salatku, hidup dan matiku hanya
untuk Allah swt.”
”Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”
WS. Rendra
Hamba berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Kata-kata Bermakna
Allah Dulu Allah lagi, Allah terus sampai kita mati
Qona’ah
Dapat yang di hati
Tapi tak dapat sekehendak hati
Hidup di dunia tak akan sempurna
Kecuali bagi orang yang beriman dan beramal saleh
Tawadhu
Senyum, Salam, Sapa, Sopan Santun
Tanda-tanda orang yang rendah hati baik hati
Tulus Ikhlas
Senang melihat orang sukses
Sedih melihat orang susah
Pema’af
Beri ma’af setiap orang
Minta maaf setiap saat
Istighfar
Hanya kepada Allah mohon ampun
Hanya kepada Allah bertobat
Semoga kita selamat di dunia, selamat di akhirat dan diselamatkan dari azab api neraka
Amin Ya Rabbal Alamin
Bismillahirahmanirahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Masjid istiqlal berada di pusat Ibu Kota. Tempatnya sangat strategis untuk dijadikan pusat perdagangan dan kegiatan sosial, khususnya untuk warga Muslim di Jakarta.
Perdagangan :
1) Pakaian muslim, sarung, dll;
2) Book Store Islam + ATK
3) Oleh-oleh dari Tanah Suci Mekkah
4) Kuliner Nusantara
5) Jajanan Kue/Snack (seperti di Pasar Senen, Pasar Blok M)
6) Barber Shop, Bekam, Refleksi, Pijat Urut khusus pria
7) Koperasi / Bank Syariah / ATM
8) Trubus (Tanaman + Buah-buahan)
Sosial
1) Tiap-tiap 3 bulan Donor Darah
2) Tiap-tiap 1 tahun sekali Sunatan Massal
3) Klinik Sehat, Dokter Umum, Gigi, Mata, THT + Terapi Stop Merokok
4) Konsultasi Agama, Keluarga, Pendidikan, Kesehatan, dan Bisnis
5) Studi Baca Al Qur’an, khusus orang dewasa dan Studi menjadi Mubaliq / Ustad
6) Pusat Kursus, Kuliner, Kue-kue/Snack, Jahit, Bordir, Salon, Barber Shop, Bekam, Refleksi, Pijat Urut Khusus Pria.
ORANG ISTIQOMAH HARUS
1. BERANI
Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu-ragu (SQ2 Al Baqarah : 147)
2. TENANG (TENTRAM)
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram (SQ 13 Ar Rad : 28)
3. OPTIMIS (HAQUL YAKIN)
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu” (SQ 4 Fusilat 30)
4. Dan di antara mereka ada orang yang berdo`a: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”. (SQ 2 Al Baqarah : 201)
Amin Ya Rabbal Alamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar